Gazebo
dheche's Hideout
Navigation
  • Contact Me
  • Me, I and My Self
You are here: Home › General › Yum VS Apt

Yum VS Apt

August 20, 2004 | Filed under: General, Linux

Sebagai redhat/fedora user, udah bukan rahasia lagi kalo kita sering diribetin dengan dependecies hell, tapi dengan adanya yum/apt/up2date dan program-program sejenis, kita sekarang gak terlalu direpotin lagi. Mulai waktu make redhat 9 kalo gw gak salah inget, gw ama temen2 di sini udah mulai pake apt. Emang kerasa banget gimana gampangnya untuk update software di linux dibandingin kalo kita update secara manual pake rpm.

Pada saat fedora core 1 di release, ternyata mereka (fedora developer) lebih memilih yum dibandingkan apt. Dengan sedikit rasa penasaran, akhirnya aku coba2 yum juga deh. Setelah beberapa lama mencoba, aku punya sedikit kesimpulan tentang perbandingan keduanya, kurang lebihnya seperti ini :

Yum Pro:
– Cocok untuk regular user
tiap kita jalanin perintah yum, otomatis dia akan mengecek & download daftar paket2 baru yg ada di server, perintah untuk install/search/dsb ada di satu program
– Cocok untuk user dengan koneksi yg lambat
header rpm yang dipisah-pisah relatif (terasa) lebih cepat untuk didownload dg koneksi yg lambat.
– Lebih mudah dalam merawat repository (lebih cepat sewaktu menambahkan paket baru ke repository)

Yum Cons:
– Komputasi dependecies relatif lama
Perhitungan dependecies antar paket membutuhkan waktu yang lebih lama
– Ada sebagian user yang justru merasa tidak cocok dengan perilaku yum yang selalu mencari/mendownload header rpm di server
– Untuk koneksi dg bandwidth yg cukup, pemisahan header rpm ke file yg terpisah2 justru terasa lambat.

Apt Pro:
– Cocok unt advanced user
proses upgrade dari satu versi distro ke versi yg baru relatif lebih smoot.
– Tersedia repository berbasiskan cdrom, cocok unt user yg tidak memiliki koneksi internet.
– Komputasi dependecies relatif lebih cepat

Apt Cons:
– Perintah untuk mencari dan menginstall tdk berada pd program yg sama (setidaknya dari sisi user: apt-cache dan apt-get)
– Tiap kita tambah paket baru, kita harus meng-create ulang file index, ini membutuhkan waktu yang cukup lama, dari sisi user, tiap ada tambahan paket baru di server, maka ia harus mendownload lagi file index yg ukurannya lumayan besar (tdk cocok unt user dg koneksi lambat).
– Membutuhkan keaktifan user unt memerintahkan apt agar mendownload informasi ttg paket2 baru yg ada di server

Kesimpulan:
Aku install dua2nya, aku pake sesuai dg kebutuhan, karna dua2nya punya kekurangan/kelebihannya sendiri2.

Did you like this article? Share it with your friends!

Tweet

Written by dheche

Follow me on Twitter

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

  • Android
  • Coding
  • Design
  • Entertainment
  • Games
  • General
  • Kuliner
  • Linux
  • Manajemen
  • Music
  • Networking
  • Opinion
  • OS X
  • Personal
  • Security
  • Sepeda
  • Sport

Arsip

Tags

Arema Fedora Linux Sepakbola Sports

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

Follow me on Twitter

My Tweets

Recent Posts

  • Slow Down Your Speed
  • Korban Stereotype
  • Mengubah Kebiasaan
  • Ruby dan Sysadmin
  • Mengkoneksikan WIFI dari CLI

Recent Comments

  • sohib sanam on Mengkoneksikan WIFI dari CLI
  • udinms on Dreambox
  • riri on Membuat VPN mempergunakan Openswan
  • bernhard on Dreambox
  • lintang utara on Dreambox

© 2025 Gazebo

Powered by Esplanade Theme and WordPress