Mengomentari Para Komentator
Perhelatan akbar dunia sepak bola sebentar lagi akan segera digelar, ya FIFA World Cup Germany 2006. Beberapa waktu terakhir ini pun sudah mulai terasa atmosfirnya, beberapa negara peserta semakin mengintensifkan pertandingan persahabatan sebagai ajang pemanasan. Televisi juga (terutama sctv sebagai official tv partner) semakin sering mengingatkan kita dengan acara-acara pendukungnya.
Indonesia memang tidak berhasil meloloskan tim sepakbolanya ke Jerman, tapi kita tentunya tetap mengirimkan para wartawan untuk meliput ๐
Dan para komentator pun akan semakin sibuk begadang untuk menemani para pemirsa tv di rumah.
Ngomong-ngomong masalah komentator, saya sebenernya paling sebel kalo mendengarkan para komentator itu mulai bertugas, bukannya saya tidak menghargai pekerjaan komentator, tapi materi yang disuguhkan benar-benar membosankan.
Hampir tidak ada informasi baru yang disampaikan, yang banyak dikomentari hanya masalah teknis. Dan parahnya ketika komentator dalam bahasa inggris tidak ada, entah karena gangguan teknis atau memang disengaja, performa dari para komentator lokal kita dalam memandu jalannya pertandingan justru sangat mengganggu. Mereka hanya memandu dengan menyebutkan nama pemain dan gerakan yang dilakukannya, tidak ada bedanya antara komentator tv dengan komentator radio. Padahal pemirsa televisi bisa menyaksikan langsung gerakan para pemain, mungkin beda dengan pertandingan langsung yang disiarkan oleh radio, dimana pemirsa tidak melihat para pemain sehingga wajar kalau para komentator radio mendeskripsikan gerakan2 para pemain (jadi inget gayanya om Sambas di RRI).
Apakah komentator lokal kita benar-benar membosankan ? rasanya sih tidak. Saya ingat ada komentator dari cabang olah raga lain yang lebih informatif dalam memandu jalannya pertandingan, coba kita bandingkan dengan komentator dari cabang basket. Saya ingat dulu sewaktu Helmy Yahya Cs memandu jalannya pertandingan Kobatama (sekarang IBL, walaupun kobatama tetep ada….hehehehe, bingungkan?)
Info yang diberikan om Helmy Cs itu sangat enak untuk diikuti, tidak hanya melulu membicarakan masalah teknis. Seandainya para komentator sepakbola itu mau belajar dari para sejawatnya di cabang basket, mungkin piala dunia kali ini bisa dinikmati lebih nyaman.
Kalau sudah seperti itu, saya tentu lebih memilih mendengarkan komentator dalam bahasa indonesia dibandingkan dengan komentator dalam bahasa inggris, tapi kalo masih seperti komentator radio, bah … mending ndengerin komentator pake bahasa jerman aja sekalian, podo ra ngertine …. hehehehehe
Leave a Reply