Gazebo
dheche's Hideout
Navigation
  • Contact Me
  • Me, I and My Self
You are here: Home › General › Pucuk Daun Teh di Lereng Gunung Arjuno

Pucuk Daun Teh di Lereng Gunung Arjuno

January 5, 2012 | Filed under: General, Kuliner, Personal

Semilir udara sejuk berhembus menemani sore yang berbalut kabut tipis. Suasana khas pegunungan ini bertambah syahdu dengan hujan rintik-rintik yang sudah sejak siang tadi turun menyapa ramah.

Sambil menikmati secangkir teh rolas hangat, tampak hamparan pohon teh yang menghijau. Dari pucuk-pucuk daun yang ada di depanku ini secangkir teh yang tersaji di atas meja berasal.

Kabut Tipis yang Mulai Turun di Antara Hamparan Daun Teh

Teh rolas, yang dalam bahasa Indonesia berarti teh dua belas, merupakan teh yang diproduksi oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Badan usaha milik negara ini mengelola areal perkebunan yang terletak di lereng gunung Arjuno. Perkebunan yang berada pada ketinggian 950 – 1.250 meter di atas permukaan laut ini tepatnya berada di desa Toyomarto dan Wonorejo kecamatan Singosari dan Lawang, kabupaten Malang. Tak sulit menemukan lokasinya, papan penunjuk arah jelas terpasang di sepanjang jalan menuju ke lokasi perkebunan.
Bahkan untuk para pengunjung yang tak memiliki kendaraan pribadi, tersedia jalur angkutan kota SLKW yang akan mengantarkan Anda dari Singosari sampai ke sebelah parkiran di kebun teh Wonosari.

Jalan yang sempit, Parkiran yang luas dan penjual durian di sepanjang jalan

Jalan menuju ke tempat wisata agro ini beraspal mulus, hanya memang tidak cukup lebar hingga bila kita bersua dengan mobil dari arah berlawanan kita harus mengurangi kecepatan dan meminggirkan kendaraan bahkan kadang sampai harus keluar ke badan jalan. Kondisi jalan seperti ini yang mengakibatkan waktu tempuh agak lama meski jarak sebenarnya tidak lebih dari 6 km dari ruas jalan protokol Surabaya-Malang. Meski jalan menuju ke sana tak terlalu lebar, banyak pengunjung yang mengendarai bis atau truk. Untungnya parkiran di sana sangat luas.

Di sepanjang perjalanan, kita dapat menjumpai banyak lapak penjual durian dan nangka yang memang banyak ditanam penduduk di halaman atau kebunnya sendiri. Selain kedua buah tersebut, ada juga warga yang membudidayakan buah naga.

Perkebunan yang dibuka pada zaman kolonialisme Hindia-Belanda ini pertama kali dikelola oleh perusahaan NV. Cultuur Maatschappij pada tahun 1910. Di masa itu, selain teh juga dibudidayakan tanaman kina. NV. Cultuur Maatschappij sendiri berdiri pada tahun 1875 – 1918. Kemudian pada masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945 sebagian tanaman teh ini digantikan oleh tanaman pangan untuk mendukung kebijakan pemerintah Jepang.

Kita masih bisa melihat tempat di mana tanaman teh yang pertama kali ditanam di perkebunan ini. Sebuah prasasti telah dibuat untuk mengabadikan lokasi pertama kali teh tersebut ditanam. Karena tulisan di prasasti tersebut sudah tak terbaca, pengelola membuatkan sebuah plang yang berisi keterangan dalam 4 bahasa: bahasa Jawa, Belanda, Inggris dan Indonesia.

Prasasti yang menandai tempat pohon teh yang pertama kali ditanam

Baru setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945, pemerintah mengambil alih perkebunan tersebut dan memakai nama Pusat Perkebunan Negara (PPN). Dan pada tahun 1950 tanaman kina tidak lagi dibudidayakan di sana, teh lah yang dipilih untuk menggantikannya.

Wisma Rolas, Kolam Renang Air Panas dan Kuda

Tak hanya memanjakan mata dengan hijaunya dauh teh dan segarnya udara pegunungan, di sana pun kita bisa menikmati fasilitas-fasilitas lain seperti kebun binatang mini, permainan paint ball, kolam renang air hangat, atv, flying fox dan lain sebagainya.
Kalau ingin mengelilingi kebun teh, kita bisa memilih untuk berjalan kaki (jangan lupa bawa payung ya, karena memang di sini sering turun hujan) atau menyewa kuda. Bisa juga kita naik kereta kelinci yang murah meriah.

Rusa dan kalkun penghuni kebun binatang mini serta kereta kelinci yang akan mengantar kita berkeliling kebun

Wisata agro di pegunungan seperti ini bukan berarti lalu harus terkucil dari dunia luar, di kebun teh ini sinyal telepon cukup baik diterima, setidaknya dua produk penyedia telekomunikasi yang sempat saya coba adalah XL dan Matrix. Malah untuk XL saya masih dapat terkoneksi menggunakan HDSPA 🙂 Memang ada blankspot di beberapa titik.
Selain itu di beberapa titik, pihak pengelola juga menyediakan hotspot untuk akses internet.

Tak usah takut kelaparan, di sini banyak orang berjualan bahkan ada toko swalayan yang siap melayani kita. Dari sekadar jagung bakar, bakso, roti, camilan sampai kebutuhan rumah tangga tersedia semua. Bila ingin bermalam, tersedia kamar atau wisma yang bisa disewa dengan harga sangat terjangkau. Bahkan saat penginapan lain menaikkan sewanya berlipat-lipat kala musim liburan, penginapan di sini hanya menaikkan 25-50 ribu rupiah.

Beginilah kota Malang dilihat dari Kebun Teh di Malam Hari

Sayang sekali aspek sejarah dari tempat ini tidak terlalu diekspos. Hal lain yang cukup disayangkan adalah kita tak dapat melihat aktivitas pemetikan dan proses pembuatan teh selama hari libur. Padahal pengunjung justru banyak datang di hari libur.
Tapi secara keseluruhan saya sangat senang bisa mengunjungi tempat ini, dua hari satu malam yang saya lalui di sini pun terasa masih kurang.

Lomba Blog Wisata Sejarah  - 4th Bloggerngalam

XL Axiata

Did you like this article? Share it with your friends!

Tweet

Written by dheche

Follow me on Twitter

7 Responses to "Pucuk Daun Teh di Lereng Gunung Arjuno"

  1. Epat says:
    January 9, 2012 at 14:54

    klo saya ke malang ntik anterin kesana ya oom… 😀

    Reply
  2. Epat says:
    January 9, 2012 at 14:56

    Lugh…. IP ku teko OZ rek…!!! LOL

    Reply
  3. dheche says:
    January 10, 2012 at 01:15

    Ini sebenernya lokasi yg tak siapin unt reuni songolimo, sayang gak jadi. Ya tak pake sendiri deh 🙂

    Kon ate nang malang dlm rangka reuni ta ? hihihihi
    siyap, nanti saya antarken

    males ngupdate database ipne :p

    Reply
  4. nengbiker says:
    March 15, 2012 at 14:03

    oooo jadi dari angkatan 95 to…

    Reply
    1. dheche says:
      March 15, 2012 at 14:09

      Husss, jo banter-banter

      Reply
  5. aNgus says:
    March 24, 2012 at 19:16

    lohh pernah menyiapkan sesuatu utk reunian songolimo toh (at #3) … kok aku ndak tau ada begitu begituan …

    Reply
    1. dheche says:
      March 26, 2012 at 17:37

      Lah .. kan kapan itu katanya anak-anak pada mau reunian yg agak gede, jadwalnya juga udah diset Desember 2011 (awal/tengah bulan).
      Beberapa yg gak tinggal di malang-surabaya juga udah pada ngajuin cuti.

      Tapi ya gitu, berhubung yg biasanya mondar-mandir ngurusin ini lagi sibuk ama mainan baru, plus si bu Kiki juga lagi bete …abis anak2 kalo diajak ngomong gak pernah serius (bu kiki lupa mungkin ama kebiasaan arek songolimo hhihihi), jadi ya akhirnya rencananya nguap deh gak jadi realisasi.

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

  • Android
  • Coding
  • Design
  • Entertainment
  • Games
  • General
  • Kuliner
  • Linux
  • Manajemen
  • Music
  • Networking
  • Opinion
  • OS X
  • Personal
  • Security
  • Sepeda
  • Sport

Arsip

Tags

Arema Fedora Linux Sepakbola Sports

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

Follow me on Twitter

My Tweets

Recent Posts

  • Slow Down Your Speed
  • Korban Stereotype
  • Mengubah Kebiasaan
  • Ruby dan Sysadmin
  • Mengkoneksikan WIFI dari CLI

Recent Comments

  • sohib sanam on Mengkoneksikan WIFI dari CLI
  • udinms on Dreambox
  • riri on Membuat VPN mempergunakan Openswan
  • bernhard on Dreambox
  • lintang utara on Dreambox

© 2025 Gazebo

Powered by Esplanade Theme and WordPress