Beefy Miracle Release Party
Ini mungkin pertama kali ya di Malang ada Fedora Release Party, memang pengguna Fedora tak sebanyak pengguna distro sebelah, jadi wajar kalau tak banyak acara digelar oleh para penggunanya.
Minggu (10/6) bertempat di Laboratorium Teknologi Informasi, Lantai 5 Gedung Kuliah Bersama (GKB) 3 di Universitas Muhammadiyah Malang, acara pesta peluncuran rilis ke 17 Fedora ini pun akhirnya digelar.
Acara ini sendiri dimulai agak terlambat, molor 50 menit dari rencana awal. Tepat jam 9.50 acara baru dibuka. Bukan salah panitia sih, karena jam 9 terlihat para panitia telah siap, hanya para peserta yang agak terlambat datang.
Beruntung sekali teman-teman di KaliUMM (Komunitas Linux UMM) cukup bisa berimprovisasi, untuk mengisi kekosongan diputarlah beberapa film pendek tentang linux dan open source.
Saat para peserta sudah berdatangan, Yudhi sang ketua KaliUMM langsung membuka acara. Kesempatan pertama diberikan pada Zen Rooney, ketua KOLAM, yang maju ke depan dan memperkenalkan Kolam.
Saya sendiri membawakan materi borongan tentang Fedora, saya kelompokkan menjadi 3 topik, yaitu: Fedora Project, Fedora 17 Features dan Common Installation Tips.
Di topik pertama, Fedora Project, saya mengajak para peserta untuk mengenal lebih jauh tentang komunitas fedora, tidak hanya melihat fedora sebagai sebuah distro. Bagaimana komunitas yang didukung oleh Red Hat ini memiliki kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan dunia Linux pada khususnya dan Open Source pada umumnya. Saya pun menyinggung tentang keempat pilar utama di fedora, yaitu: freedom, friends, feature, first.
Saya menekankan tentang bagaimana pentingnya berkolaborasi dan bagaimana para developer fedora selalu berusaha untuk bekerja sedekat mungkin dengan upstream project. Tak penting bagi fedora untuk memiliki aplikasi khas, suatu aplikasi akan jauh lebih berguna bila dia ada di banyak distro (bisa digunakan oleh banyak orang), alih-alih dia menjadi aplikasi ekslusif di suatu distro.
Saya pun sedikit memperkenalkan tentang istilah Spins dan Remix serta apa tujuan dan contohnya.
Tak lupa saya mengajak para peserta untuk bergabung dengan fedora project dan saya pun menginformasikan tentang komunitas Fedora Indonesia.
Di awal pembicaraan tadi saya sempat melakukan survey singkat tentang berapa orang pengguna fedora, ternyata sesuai prediksi memang tak banyak. Dan di topik tentang “Fedora 17 Features” ini saya pun tak berlama-lama membahas apa yang baru di fedora 17 tapi saya justru agak panjang lebar membahas fitur-fitur handal lain yang sudah lama ada di fedora. Presto, SystemD, SELinux, PackageKit, Kickstart adalah sedikit dari banyak fitur yang menurut saya menarik. Dan di sini pun saya kembali menyinggung bagaimana para pengembang fedora tak egois dengan mau berkomunikasi dan berkolaborasi dengan pengembang distro lain dalam mengembangkan PackageKit. Dan bagaimana fedora menjadi salah satu pionir distro yang mengadopsi SELinux, sebuah fitur keamanan di kernel yang dikembangkan oleh NSA (National Security Agency).
Sementara di topik terakhir tentang “Common Installation Tips“, saya menjelaskan langkah-langkah apa yang sebaiknya dilakukan setelah kita menginstal fedora. Saya pun kembali mengingatkan mengapa fedora secara bawaan tak mendukung format mp3 dan tak menyertakan perangkat lunak proprietary seperti driver nvidia, dropbox, skype, dsb. Memang kita sebagai pengguna akhirnya merasa sedikit “ribet” harus instal ini instal itu agar komputer yang kita pakai menjadi nyaman dipakai.
Untuk mempermudah, saya menyarankan untuk memasang fedorautils, autoplus dan gnome tweak tools.
Berikut berkas presentasi yang saya pakai, silakan sedot di slideshare atau scribd bila berminat.
Disambung dengan Aris Setyono dari KaliUMM yang mendemokan tentang radio server (radio internet) menggunakan icecast 2. Yudhi dalam pengantarnya sempat menginformasikan bahwa ini adalah salah satu kegiatan riset yang pernah dilakukan oleh teman-teman di KaliUMM.
Langkah-langkah yang didemokan sangat mudah diikuti, meski sayangnya ini tak sekalian dibuat sebagai lokakarya (workshop) supaya para peserta bisa ikut mencoba. Mudah-mudahan ada peserta yang tertarik untuk ikut mengimplementasikan radio internet ini di tempatnya masing-masing.
Terakhir giliran Rachmad Tsalaatsa memandu lokakarya Load Balancing Webserver. Lokakarya dimulai dengan penjelasan apa itu load balancing, jenis-jenisnya, bagaimana cara kerjanya, algoritma yang dipakai, dsb. Dilanjut dengan peserta ikut mencoba langsung menginstal dan mengkonfigurasi load balancing di masing-masing desktop yang sudah disediakan oleh panitia.
Ditutup dengan acara potong hotdog (sesuai dengan maskot rilis beefy miracle) dan foto bersama diiringi alunan house music. Seiring satu persatu peserta beranjak pulang, kelakuan sang ketua KaliUMM yang mengaku-aku sebagai rezpector ini pun mulai terlihat aslinya, playlist yang diputar pun berubah menjadi sederet lagu-lagunya Cherry Belle. Tak terasa, jam di tangan sudah menunjukkan pukul 2 sore (gila, 2 jam lebih lama dari rencana awal).
Terima kasih teman-teman KaliUMM, KOLAM dan para peserta yang sudah menyempatkan hadir di acara ini. Sampai jumpa lagi di acara selanjutnya 🙂
ps.
Dokumentasi foto bisa disedot di:
– Foto dari kameranya Rachmad
– Foto dari kameraku
Leave a Reply