Synergy Education Learning
Ini kejadian udah empat bulanan yang lalu sih, waktu itu Istri saya berencana untuk melanjutkan studi S2-nya ke ITS. Kehadiran Kekesetahun yang lalu di tengah keluarga kecil kami tentu saja menjadi pertimbangan tersendiri. Telah diputuskan bahwa si Ibu akan pergi-pulang ke Surabaya selama masa perkuliahan. Meski tak harus masuk setiap hari, tentu aktivitas Malang-Surabaya PP ini akan menghabiskan energi. Pun ketika tak ada jadwal perkuliahan, ada kemungkinan waktu yang tersedia akan habis untuk mengerjakan tugas.
Tentunya tak baik jika si kecil hanya dapat sisa-sisa tenaga, maka lebih baik minta bantuan pada sekitar kita.
Awalnya ingin mencari pengasuh di rumah, tapi dengan banyaknya pertimbangan akhirnya malah lebih sreg menitipkan Keke ke pihak yang lebih kompeten. Kala itu di sini masih belum banyak tempat yang mau menerima bayi umur 1 tahun.
Singkat cerita, setelah gooling dan mengunjungi langsung TKP, akhirnya pilihan jatuh ke Synergy Education Learning. Sebelum pilihan jatuh ke sini, Keke saya ajak ikut mencoba main ke sana. Tak butuh waktu lama terlihat si anak sangat nyaman. Ya sudah, akhirnya itu pula yang membuat makin bulat tekat untuk mempercayakan sebagian waktunya Keke di situ.
Si synergy ini menerima anak-anak berkebutuhan khusus juga, banyak juga anak yang datang ke sana karena ingin diterapi. Ada yang susah makan, ada yang senang teriak-teriak, lebih banyak warna di sana. Rasio guru-murid untuk anak yang lebih besar adalah maksimal 1:5, sementara untuk baby class kalau tidak salah rasionya 1:3 (atau 1:2 ya? entah lah … lupa), tapi sewaktu hari Ibu tanggal 22 Desember kemarin, ternyata jumlah siswa di sana mencapai 30an orang, sementara gurunya berjumlah 17an orang.
Durasi operasional sekolah ini juga cukup lama, mulai dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam, meski biasanya si Keke saya antar ke sana jam 8 pagi (atau jam berapa pun saya bangun) dan sudah saya jemput jam 5 sore. Kebetulan memang lokasi sekolah ini dekat dengan kantor. Guru-guru di sana setiap hari berkomunikasi dengan para ortu melalui buku laporan harian, di situ dicatat apa saja aktivitas sang anak hari ini.
Dan uniknya, Keke di sana punya seorang pengasuh favorit. Kami memanggilnya “Nenek”, sebenarnya ia bukan guru di sana, tapi tugasnya adalah juru masak. Entah kenapa Keke lebih nyaman kalau diasuh oleh Nenek. Mungkin gara-gara Keke suka nyamil ya … hihihihihi
Leave a Reply