Comfort Zone
Ini istilah yang sudah beberapa kali saya dengar, tapi baru kepikiran saat terlibat diskusi beberapa waktu yang lalu :
orang cenderung tidak mau kaluar dari comfort zone,
kalau sudah nyaman, rasanya ndak enak kalau kenyamanannya diusik
Memang bener, rasanya ini sudah jadi salah satu sifat dasar manusia (maaf, saya generalisasi) atau bahkan mungkin bukan hanya sifat dasar manusia aja, tapi ini udah termasuk sunnatullah.
Tapi tampaknya masih banyak orang yang tidak sadar bahwa “comfort zone” untuk tiap orang itu berbeda.
Ada orang yang merasa nyaman dan aman ketika dia telah memperoleh pekerjaan tetap, pendapatan rutin, tidak banyak konflik dlm kehidupannya, semua tersedia atau bisa diperoleh dengan mudah dan yang “enak-enak” lainnya. Ini mungkin tipikal yang “umum”.
Tapi jangan lupa juga, ada orang yang merasa nyaman justru ketika dia berada dalam tekanan, banyak tantangan, atau dia merasa nyaman ketika untuk memperoleh sesuatu harus melalui perjuangan yang berat. Tipikal orang ini sangat menikmati setiap proses yang dilaluinya. Saya banyak kenal orang dg tipe ini, walaupun mungkin lebih banyak lagi kenalan saya yg tergolong tipe pertama ๐
Lha terus apa kesimpulannya ?
ah ngapain juga disimpulin, lha wong ini nulis juga gara-gara lagi error.
Leave a Reply